Paket Moment

Emak rempong ini girangnya luar biasa ketika sore tadi paket dari Moment dihantarkan oleh mobil JNE. Sebagai mamak yang tidak bekerja kantor alias full time di rumah, kehadiran paket pesanan belanja online selalu membahagiakan.

Kardus paket itu segera mamak bongkar. Isinya sesuai pesanan, 1 kotak Moment Glucogen, 1 kotak Moment Slimmer, 1 kotak Moment Propolis serta 15 sachet bonus Moment Coffee. Plus beberapa lembar kertas promosi. Sayangnya kertas tu ndak bisa dimakan.

Produk Moment
Produk Moment

Ya inilah dia tu, soal badan yang udah leot ini, sehari-hari selalu terpapar kelelahan mengurus 2 balita dan rumah sendirian, ditambah lagi makan mereka yang ampun deeh susahnya (bahkan hanya untuk jadwal makan standar). Hampir tiap hari masuk angin bah. Belum lagi suami yang sudah semakin tebal, apalagi perutnya yang sudah hamil permanen. Sama pula itu, sering pilek dan masuk angin. Kasian, karena pulang ke rumah pun sering disajikan masakan bergoreng, ga pernah olahraga pula.

Kita sendiri sudah bingung mau coba konsumsi produk bernutrisi apa kiranya agar tubuh dapat bantuan memadai untuk memulai gaya hidup lebih sehat dengan cukup mudah. Karena rasa-rasanya sudah rada terlanjur banyak otot dan daleman yang sudah tidak maksimal karena usia dan faktor tak olahraga serta pola makan.

Akhirnya mamak rempong ini beraksi! Diputuskan untuk mencoba produk Moment yang testimoni keberhasilannya yang katanya udah ribuan itu. Miss Glucogen, Mister Slimmer, dan Little Propolis please be nice to us, ya!

Cerita ini baru mulai ya. Jadi tunggu kelanjutannya di tulisan mamak rempong mendatang. Cuzz…

Operasi Ubek-ubek Tubuh

Sepertinya balada emakrempong hari ini akan jadi kesempatan menghitung berapa kali sebenarnya saya sudah masuk ke kamar operasi.

Foto dari www.dreamstime.com
Foto dari http://www.dreamstime.com

Operasi edisi perdana
Oke mari melompat balik ke masa kecil saya ya. Operasi pertama yang saya alami adalah operasi pengambilan tonsil. Waktu itu saya sempat berkeras pada ibu saya untuk operasi sambil duduk (hahah! Mana ada operasi dilakukan pada pasien dengan posisi duduk. Bahkan sampai hari ini pun! Dasar anak aneh).

Kapankah kiranya peristiwa itu terjadi? Yang jelas yang paling kuingat adalah waktu itu Mamah (demikian aku memanggil ibu) sedang berperut besar, hamil adikku yang kedua. Berarti yaaa tahun 1981 lah ya. Ehm, saat umur hampir 6 tahun. Ya ya… udah bisa nebak ya usia saya sekarang.

Setelah berusaha ngotot untuk dioperasi sambil duduk, seorang awak medis menutup hidungku dengan kain beraroma aneh. Rasanya napas mulai setengah-setengah lalu sekejab aku lupa apapun. Bangun-bangun sudah di tempat tidurku di bangsal anak di sebuah rumah sakit milik pemda Kalimantan Tengah di Palangka Raya (sekarang namanya RSUD Doris Sylvanus).

Seingatku waktu itu aku yang didampingi Mamah, didatangi oleh seorang perawat yang menawarkan es krim dengan sendok kecil seukuran sendok teh. Atau memang sendok teh. Yang jelas itu barang baru buatku. Dua-duanya. Es krim yang enak dan sendok kecil. Kasian ya. Hidup kami yang sederhana kala itu tidak leluasa memperkenalkan hal-hal yang bukan kebiasaan sehari-hari di rumahku. Sehingga bagiku apa yang kuterima hari itu selepas sadar dari operasi adalah sebuah hadiah yang luar biasa menyenangkan.

Operasi kedua: tumor payudara
Sejak SMA kelas 2 atau 3 (lupa persisnya), ada benjolan yang rasanya sebesar biji kelereng.

Baru di semester pertama kuliah aku berani memastikan diri untuk memeriksakannya ke dokter. Untunglah statusnya adalah tumor jinak. Hanya perlu untuk diangkat dan tidak ada kebutuhan treatment lain.

Inilah operasi pertama yang serius dijalani dalam artian aku secara sadar berpuasa sejak semalam sebelumnya. Entahlah dengan operasi perdana kala masih kecil itu.

Setelah sadar dari operasi yang dilaksanakan di RS. Borromeus Bandung itu, yang lagi-lagi didampingi oleh Mamah, pertama yang terasa adalah lapaaaaarrr…

Entah waktu itu apakah tidak disediakan makanan (atau mungkin kurang kali yaaa…) oleh rumkit atau aku kepingin makan yang lain, akhirnya seorang teman yang ikut menemani menawarkan membeli makanan instan ayam goreng yang terkenal itu.

Lucunya aku menghadiahinya dan seantero ruangan yang berisi Mamah, tante dan beberapa teman kosku aroma gas alami pertanda sistem pencernaan telah normal kembali dan aman untuk mengonsumsi makanan atau minuman. Kalo nggak salah ya, puasa itu penting untuk mencegah terjadinya reaksi pencernaan terhadap anestesi atau pembiusan pada saat operasi.

Menurut Mamah hasil operasi itu adalah sebentuk daging sebesar kelereng yang diselubungi serat-serat seperti akar. Puji Tuhan operasi yang dieksekusi pada tahun 1995 itu berjalan lancar.

Operasi ketiga: kista indung telur
Setiap kali datang bulan selaluuuu saja disertai dengan rasa sakit yang luar biasa. Menurut dokter obgyn di RS Boromeus yang pernah memeriksa aku waktu medical checkup di awal-awal kuliah di Bandung itu aku kemungkinan mengalami endometriosis alias pendarahan di luar rahim. Waktu itu diresepkan obat analgesik bermerk Mefinal yang kemudian jadi andalan kala membutuhkan penahan rasa sakit terutama saat datang bulan.

Setelah bertahun-tahun berupaya mengesampingkan musuh bulanan ini, akhirnya isu sakit langganan ini muncul lagi kala pemeriksaan kesehatan pra nikah. Dokter mengungkap hasil yang cukup mengejutkan, ada kista di kedua indung telur. Walaaaah… ya ini artinya harus cepat-cepat tekdung lah ya!

Di bulan-bulan awal pernikahan kok ya datang bulan makin soro. Swaaaakitnya ga karuan. Akhirnya memeriksakan diri ke obgyn. Hasilnya kedua kista membesar dari ukuran hasil pemeriksaan kesehatan pranikah, bahkan menurut si dokter ada tambahan kista baru yang ukurannya masih kecil. Walaaaaah…
Kemudian oleh si dokter obgyn di RS provider kantor suami tersebut, kita direkomendasikan untuk pemeriksaan lebih lanjut ke seorang dokter yang lebih senior dan tentu lebih ahli di RS yang lain.

Pertemuan dengan dokter yang terkenal memiliki reputasi keberhasilan masalah fertilisasi pada pasangan yang berharap segera mempunyai keturunan ini hanya mengonfirmasi lebih kuat bahwa memang kista yang ada di kedua indung telur ukurannya sudah membesar dari sebelumnya dengan diameter masing-masing 5cm dan 7cm. Tidak terkonfirmasi mengenai kista ketiga.

Akhirnya setelah menentukan hari baik dan tanggal baik, maksudnya kapan ketersediaan waktu bagi kedua pasien dan dokter, maka di Februari 2011 operasi laparoskopi untuk pengangkatan kista di RS Bunda Menteng dieksekusi.

Kurang lebih 5 jam total di kamar operasi dan kamar pemulihan, sampai bosaaaan rasanya, akhirnya boleh kembali ke ruang perawatan. Puji Tuhan operasi berjalan lancar, terbebas dari kedua kista penyumbang rasa sakit bulanan selama ini.

C-section 1
Kurang lebih delapan bulan berlalu pasca laparoskopi, yang kemungkinan besar saat itu saya sedang hamil muda (ceritanya tersendiri ya). Saya kembali masuk kamar operasi. Kali ini di Eka Hospital BSD Tangerang Selatan dan operasi caesar.

Karena hamil beresiko tinggi dengan kondisi jalan lahir tertutup ari-ari alias placenta previa, akhirnya pada usia kehamilan 36 minggu dijadwalkan operasi bersalin.

Jam 3 pagi bangun dan bersiap ke rumkit karena jam 7 pagi akan operasi. Masuk kamar VIP dan para bidan/suster melakukan serangkaian pemeriksaan hingga persiapan operasi. Sekitar 1/2 jam menjelang jadwal dipindahkan ke ruang persiapan operasi. Suntik ini itu. Lalu dipindahkan ke ruang operasi.

Teeeng teeeeng… Jam 7 pagi.
Dokter obgynku Dr. dr. Wiku Andonotopo plus tim operasi memulai tugas. Entahlah apa yang terjadi di balik kain penutup berwarna hijau yang terbentang sedikit di bawah dadaku.

Lalu tepat di menit ke 11 dari jam 7, menurut catatan, lahirlah si bayi mungil laki-laki bernama Abiel. Tangisannya keras memecah Senin pagi tanggal 10 Oktober 2011, tepat setahun pernikahan kami. Hadiah ulang tahun pernikahan yang luar biasa.

Terima kasih Tuhan. Operasinya lancar. Bayinya selamat. Saya hanya sedikit terbengong-bengong karena sesi IMD yang saya tunggu-tunggu ternyata tak terjadi.

C-section 2
God is so good to me that He doubled our off-spring with a baby girl.

Di hari Minggu pagi 21 Juli 2013, setelah sehari sebelumnya membuat keputusan cepat untuk tidak menunggu lagi, akhirnya lahirlah Tabitha melalui operasi caesar di Eka Hospital BSD.

Kali ini keputusan tindakan operasi didasarkan pada alasan bahwa posisi kepala dan kaki bayi di pinggang (melintang?). Selain itu saat cek kehamilan terakhir, berat bayi malah turun. Kuatir plasenta tidak efektif lagi menyalurkan makanan kepada bayi dalam kandungan, Dr Wiku menyarankan agar bayi sesegera mungkin dilahirkan.

Operasi kali ini memakan waktu cukup lama. Pertama karena proses anestesi yang sempat gagal sehingga harus mengulang suntik bius lewat tulang punggung itu sekali lagi. Kedua karena ada proses IMD di ruang operasi (akhirnya!). Dan ketiga karena sekalian tubektomi.

Puji Tuhan proses operasi persalinan dan sekaligus tubektomi berjalan lancar.

Semoga hasil ubek-ubek rahim pasca 3 operasi terakhir tidak meninggalkan masalah ya!

Emak Emak Rempong in the club

Skrinkep WA-an EER
Skrinkep WA-an EER

Grup WA Emak-emak Rempong (EER) ini sudah berjalan sejak Juli 2014. Kagak ada matinyeeee… Tiap hari adaaaaa aja yang diobrolin. Random topic pula. Dari subuh sampe tengah. Grup EER ini menggawangi 7 emak-emak beranak kicik-kicik, dengan jarak usia yang ga terlalu berjauhan. Maklum kita dulu kuliah di tempat yang sama.

Ada emak yang kerja kantoran seperti Tatang yang IT person, Uprit yang kerja di Schlumberger tapi lebih sering remote working dari rumah, Hesti ibu dosen yang sedang S3 di Jerman, Dian yang pinter masak dan sedang demen coba-cabe bikin prakarya menjahit adalah full time mom sejak menikah sekitar 13 tahun yang lalu, Lusi yang stay-at-home-mom sambil membangun bisnis online networkingnya, Tina yang sudah sekitar 2 tahun beralih ke profesi utama jadi full time mom dan sekarang sedang berstatus expat di Mexico karena penugasan suami, dan tentu saja yang lagi sibuk ngetik ini, yang takut kena kram otak kronis makanya sok sok pede bikin blog.

Pembicaraan rempong kita ya sesukanya aja. Bisa berbagi resep, tips praktis, sekolah anak, curhat bocor soal in-laws, gosip selebritis, model baju, tontonan bagus edukatif untuk anak-anak. Anything. You name it.

EER ini merupakan tante-tante rempong untuk sekian banyak anak hasil EER. LoL. Maksudnya semua laskar EER ini pada dikasih bonus anak lebih dari 1. Itulah gara-gara keseringan “lempar kolor dan lepas beha”. Ekspresi yang kerap beredar di pembicaraan acaknya EER. Walow kelakuan emak-emak rempong ini kebanyakan suka ngasal dan cablak, tapi justru karena ga jaim-jaiman, perkumpulan jempol ini jadi tempat sampah yang menyenangkan.

Kalo ada yang katanye a shoulder to cry on, nah EER ini adalah geng jempol to throw rubbish in. EER ngasih pelayanan pijet plus plus. Pijet kibot hape plus ketawa cuci otak dengan celetukan wanita-wanita penghibur yang memang aslinya rempong manis. Oke lah kalau begitu. Yuk mariiii…

Postingan pertama!

Halooooo Emak Rempong sedunyaaaa…

Sebagai emak rempong tentu saja banyak kerempongan yang menjadi bagian dari keseharian saya.

Semoga saya tidak rempong waktu sehingga bisa merempongkan (baca: merampungkan) misi rempong saya untuk membuka tabir kerempongan ini. Minimal satu tulisan rempong per hari. Doakan ya!